jika setiap pertanyaan hanya membutuhkan jawaban "iya" atau "tidak" maka hidup ini akan terasa sangat mudah. Namun, sayangnya hidup tidak sesederhana itu. Untuk menjawab pun kita harus memiliki alasan yang tepat.
Kadang hidup juga bukan tentang seberapa bisa kita menjawab, seberapa mampu kita berbuat. Namun banyak hal-hal yang saat terjadi pada diri kita baru kita memahami apa yang dirasakan oleh orang yang pernah merasakannya.
Artinya, ada pertanyaan yang tidak bisa langsung dan segera dijawab. Ada hal yang akan kita tahu jawabannya setelah kejadian.
Itulah pembelajaran (lessons learn) dalam hidup kita.
kumpulan kisahku
Selasa, 02 Februari 2016
Rabu, 22 Mei 2013
KETIKA PENGHARGAAN DIANGGAP TAK PERLU
Ini melanjutkan tulisanku mengenai penghargaan. Mungkin dalam
tulisan mengenai penghargaan telah terdapat beberapa yang dijelaskan. Namun,
hari ini aku mendapatkan sebuah peristiwa yang tidak mengenakkan. Yang sangat
bodoh dalam hidupku yakni ketika penghargaan dianggap tidak perlu lagi.
Siapa
yang mau bekerja tanpa imbalan ??
Siapa
yang mau bekerja tanpa penghargaan ??
Jawabannya sudah pasti tidak ada. Walaupun pada kenyataannya
mulut seseorang mampu mengatakan bahwa ia mau dan ikhlas walaupun tanpa
mendapat penghargaan, walaupun tanpa gaji. Itu semua hanya sebuah kemunafikan.
Anda tak akan pernah dapat memungkiri hati anda. Anda hidup didunia ini
membutuhkan penghargaan lho !!!!
Semua orang boleh menganggap penghargaan tidak penting dan
tidak perlu. Tapi pada dasarnya penghargaan itu sangat penting dan sangat
perlu. Yang terjadi jika seseorang tidak memberikan sebuah penghargaan atas
usaha keras anda yang membuat kesuksesan pada sebuah kelompok, maka anda akan
merasa bahwa diri anda bodoh, tolol, dan lainnya yang intinya menghujat kepada
diri sendiri.
Ingat, anda harus belajar
memberikan penghargaan pada orang lain karena itu sangat berpengaruh pada
perlakuan yang anda dapatkan dari orang tersebut.
KETIKA PENGHARGAAN DIANGGAP TAK PERLU
Ini melanjutkan tulisanku mengenai penghargaan. Mungkin dalam
tulisan mengenai penghargaan telah terdapat beberapa yang dijelaskan. Namun,
hari ini aku mendapatkan sebuah peristiwa yang tidak mengenakkan. Yang sangat
bodoh dalam hidupku yakni ketika penghargaan dianggap tidak perlu lagi.
Siapa
yang mau bekerja tanpa imbalan ??
Siapa
yang mau bekerja tanpa penghargaan ??
Jawabannya sudah pasti tidak ada. Walaupun pada kenyataannya
mulut seseorang mampu mengatakan bahwa ia mau dan ikhlas walaupun tanpa
mendapat penghargaan, walaupun tanpa gaji. Itu semua hanya sebuah kemunafikan.
Anda tak akan pernah dapat memungkiri hati anda. Anda hidup didunia ini
membutuhkan penghargaan lho !!!!
Semua orang boleh menganggap penghargaan tidak penting dan
tidak perlu. Tapi pada dasarnya penghargaan itu sangat penting dan sangat
perlu. Yang terjadi jika seseorang tidak memberikan sebuah penghargaan atas
usaha keras anda yang membuat kesuksesan pada sebuah kelompok, maka anda akan
merasa bahwa diri anda bodoh, tolol, dan lainnya yang intinya menghujat kepada
diri sendiri.
Ingat, anda harus belajar
memberikan penghargaan pada orang lain karena itu sangat berpengaruh pada
perlakuan yang anda dapatkan dari orang tersebut.
Menanam & Menuai
Dua kata yang berbeda namun saling memaknai. Kita tentu sudah
tidak asing dengan kata “menanam dan menuai” kan ??
Sejak kecil kita mungkin sudah diajarkan tentang sebuah
peribahasa atau kata mutiara yang bunyi nya seperti ini “siapa yang menanam,
maka dia yang akan menuainya kelak”.
Namun, pernahkah kita berfikir bahwa kata mutiara ini salah ??
Atau apakah kita mulai berandai-andai jika anda yang menanam
namun orang lain yang menuai ??
Apa yang terjadi jika itu semua terjadi ??
Jawabannya pasti kita merasa bodoh atas apa yang telah kita
lakukan agar bisa menuai suatu saat kelak. Jika kita kaji masalah di Negara
kita saat ini, banyak yang hanya bisa menuai saja namun tidak mampu untuk
menanam. Bukan tidak mampu sebenarnya, namun tidak ingin menanam karena menanam
membutuhkan proses yang sangat lama sebelum bisa untuk dituai.
Di Negara kita saat ini, semua orang ingin mendapatkan
kepopuleran dengan cara yang instan. Tanpa memikirkan efek dari cara instan
yang dilakukannya. Sebagai contoh terdekat saja, politik kampus baik itu dari
pihak BEM, HMJ atau apapun namanya pasti tidak terlepas dari adanya pihak
tertentu yang menuai dari hasil kerja keras temannya.
Ingat, jika ingin menuai maka
anda harus menanam. Jangan hanya jadi benalu dan jangan jadi duri dalam daging.
Sebelum mulai, saya harus bertanya terlebih dahulu “Siapa
diantara anda semua yang tidak
menginginkan sebuah perhargaan ??”
Mungkin anda semua menjawab dimulut, saya tidak butuh itu
semua. Namun pernahkah anda bertanya kedalam hati kecil anda mengenai kebutuhan
akan penghargaan itu ??
Tidak bisa dipungkiri, kita hidup didunia ini memiliki
berbagai macam kebutuhan. Termasuk didalamnya kebutuhan akan penghargaan. Salah
satu tokoh Psikologi yakni Abraham Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki
beberapa kebutuhan dan yang paling tinggi adalah kebutuhan akan aktualiasasi
diri. Namun Maslow juga mengatakan beberapa kebutuhan manusia lainnya yakni
kebutuhan rasa aman, cinta, dan termasuk juga penghargaan.
Apakah anda rela ketika anda mengerjakan sesuatu hal yang
menurut anda sudah maksimal
namun tidak dihargai ??
Apakah anda rela ketika anda mengerjakan sesuatu hal namun
yang di beri penghargaan adalah orang lain ??
Untuk itu berilah sebuah kontribusi yang baik dalam hidup agar
anda dapat dihargai dan mendapat sebuah penghargaan dari orang-orang disekitar
anda. Namun anda juga harus memberi
penghargaan atas usaha orang lain jika anda juga ingin mendapatkan kebutuhan
itu.
“Hargai orang lain, maka orang
lain akan menghargai anda”
Rabu, 20 Februari 2013
Kita Broken Home dan Kita Sukses
KITA
(ANAK BROKEN HOME) JUGA BISA BERHASIL
Oleh
: Yudhi Utama Putra
Terserah mereka
berkata apa, tapi yang harus diingat adalah dengarkan apa yang menurut anda
benar dan ikutilah yang menurut anda benar. Jangan mau dibodohi oleh pemikiran
orang yang mengatakan anda tidak bisa. Tak ada manusia yang terlahir hanya
dengan kekurangan saja, pasti terdapat berbagai sisi kelebihannya. Tidak ada
manusia yang terlahir hanya dengan membawa sifat jelek saja, pasti terdapat
juga sifat baiknya. Hidup bagaikan dua sisi uang koin.
“BH (bukan
penyangga payudara ya ?)” tapi BH yang dimaksud adalah Broken Home. Sebutan bagi mereka yang memiliki keluarga yang tidak
utuh disebabkan perceraian orangtua, meninggal dunia salah satu orangtua, atau
tidak mendapat perhatian dari orangtua karena kesibukan orangtua dalam bekerja.
Tak dapat dipungkiri memang, hidup pada zaman sekarang ini kebutuhan akan
ekonomi memang sangat meningkat. Kebutuhan akan itu yang sering dijadikan
orangtua sibuk bekerja tanpa memperhatikan anak-anaknya.
Padahal pada
dasarnya, kebutuhan anak tidak hanya bersifat ekonomi saja. Akan tetapi yang
jauh lebih penting yakni kebutuhan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya.
Banyak orangtua beralasan bahwa mereka bekerja mati-matian untuk membahagiakan
anaknya. Kebahagiaan pada dasarnya tidak hanya bersifat materiil karena ada
kebahagiaan yang lebih penting yakni kebahagiaan yang bersifat rohani atau
kebahagiaan jiwa.
Kesuksesan
adalah hal yang sangat diimpi-impikan semua orang. Siapapun orangnya pasti
menginginkan kesuksesan. Namun, tak banyak dari anak-anak yang memiliki
keluarga pecah tidak berhasil atau gagal dalam menggapai impian yang
diharapkannya. Banyak kasus-kasus kejahatan yang melibatkan anak broken home
sebagai tersangkanya. Yakni narkoba, Pekerja Seks Komersial (PSK), Pembunuhan,
Perampokan, dsb.
Namun, dari
sekian banyak anak broken home yang berdampak negatif, banyak juga terdapat
anak broken home yang berdampak positif. Anak broken home juga banyak yang
berhasil dalam mengatasi krisis perhatian orangtua.
Wawancara
yang dilakukan Dedy Corbuizer dengan Tya Ariestya di salah satu TV Nasional
juga menjadi salah satu bukti bahwa anak broken home juga bisa mengukir
prestasi. Tya sukses menjalankan perannya sebagai atlet taekwondo tingkat
Nasional dan sebagai artis Indonesia yang juga terbilang sukses saat ini.
Satu hal yang
bisa kita jadikan pelajaran, kita (anak broken home) juga bisa berhasil dan
sukses. Broken home bukan penghalang, jadikan broken home itu sesuatu yang bisa
menjadi kita bangkit menuju sukses. Kalau mereka bisa, kita juga harus bisa.
Yang harus
ditanamkan dalam diri kita adalah KITA
(ANAK BROKEN HOME) JUGA BISA SUKSES.
Walau tanpa
keluarga yang utuh, walau tanpa bimbingan dan arahan, tapi kita harus yakin
kita bisa sukses. Biarkan mereka-mereka memandang kita rendah. Namun buktikan
pada mereka bahwa kita bisa, kita mampu melakukan lebih dari yang mereka
lakukan.
* * *
Broken Home
APAKAH
SEMUA SALAH “MEREKA ?”
Oleh:
Yudhi Utama Putra
Bisa
dipastikan, didalam kehidupan ini tidak ada yang menginginkan kegagalan. Namun
banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang gagal. Salah satu sebabnya bisa
melalui keluarga. Mengapa demikian ? tentu kita bertanya-tanya kenapa keluarga
mempunyai peran yang sangat penting dalam hal sukses atau gagalnya seseorang
dalam hidup. Berikut penjelasannya.
Keluarga inti adalah suatu wadah dimana anak berkembang dan
bertumbuh, baik secara fisik maupun psikologis. Pada dasarnya fungsi keluarga
yakni memberikan rasa aman, nyaman dan kasih sayang. Maka dalam masa
perkembangannya, remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut
dari keluarganya terutama orangtua yang dianggap sebagai contoh untuk membantunya
dalam mengatasi masa-masa sulit yang mungkin muncul dalam masa perkembangan
tersebut.
Keluarga
terbagi menjadi keluarga utuh dan keluarga pecah. Keluarga utuh terdiri dari
ayah dan ibu yang menjalani fungsinya dengan baik. Keluarga pecah adalah keluarga
yang tidak utuh (sudah pasti), tapi perlu diketahui keluarga pecah bukan hanya
dari struktur keluarganya saja akan tetapi juga dari peran orangtua yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
Sebagai
contoh keluarga pecah adalah: percekcokan antara ibu dan ayah yang berujung
pada perceraian, meninggal dunia salah satu struktur keluarga. Namun banyak
yang tidak mengetahui dan mengabaikan tentang peran orangtua yang tidak
berfungsi dengan baik. Seperti ayah sibuk dikantor sehingga sianak jarang
mendapatkan perhatian, si ibu malah sibuk mengurusi bisnis sehingga anak marasa
terabaikan. Ayah selalu pulang malam atau bahkan tidak pulang sama sekali,
demikian juga halnya dengan ibu. Alhasil anak merasa sendiri dan tidak mendapat
perhatian dari orangtuanya. Anak hanya mendapat didikan dari lingkungan dan
teman sebayanya tanpa pernah mendapat perhatian orangtua karena ketika
orangtuanya pulang, anak sudah tidur. Ketika anak bangun tidur, orangtua telah
lama meninggalkan rumah.
Anak
yang berasal dari keluarga pecah, akan merasa mereka hanya sampah bagi
orangtuanya. Berbagai umpatan sering keluar dari mulutnya untuk mengungkapkan
kekesalan mereka terhadap hidup yang mereka hadapi. Akibat dari itu semua,
mereka akan terdidik dan terbiasa hanya dididik oleh lingkungan teman sebaya,
bahkan akan lebih mudah terjerumus kepada kejahatan. Berbagai kejahatan yang
memungkinkan terjadi diantaranya adalah : pemerkosaan, perampokan, dan yang
paling sering terjadi adalah mabuk-mabukan, narkoba, dan sebagainya dengan
alasan untuk mencari ketenangan yang tidak didapatkannya dirumah.
Lalu
terkait dengan itu semua, kita harus menyalahkan siapa ?
Apakah
ini salah mereka ?
Atau
kesalahan orangtua mereka ?
* * *
Langganan:
Postingan (Atom)