Rabu, 20 Februari 2013

Broken Home



AKU BANGKIT KARENA IBU
Oleh : Yudhi Utama Putra

Gue pernah hancur, bahkan lebih berkeping-keping dari lagunya kerispatih. Saat ayah dan ibu memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya. Masalah awalnya sih, ayah yang bekerja sebagai kontraktor biasa berhubungan dengan dunia malam. Ayah sering terlihat oleh ibu berduaan dengan wanita-wanita malam. Sebelum ayah bekerja sebagai kontraktor, ayah sangat menyayangi gue dan juga ibu. Namun perubahan begitu cepat, setelah mengenal dunia malam, ayah ingin menikah kembali dengan alasan menginginkan anak laki-laki karena ibu tidak bisa melahirkan lagi karena penyakit kista, hati, dsb.
Gue hidup hanya dua beradik yakni gue dan kakak gue yang keduanya perempuan. Dengan alasan menginginkan anak laki-laki, ayah sangat ngotot untuk menikah kembali. Pernah gue ikutin ayah dengan cara baring di belakang mobil. Saat itu gue masih kelas 6 SD dan badan gue masih sangat kecil, jadi ketika gue baring dibelakang mobil tidak terlihat oleh ayah.
Perceraian tak terhindar lagi. Gue saat itu akan menjalani ujian akhir nasional dan alhasil akibat dari kejadian itu, nilai gue anjlok semua sehingga gue yang menginginkan bisa masuk SMP yang cukup bagus tidak tercapai. Gue putus asa dan tidak ingin sekolah lagi, namun ibu memaksa agar aku bisa sekolah kembali. Sampai-sampai ibu bela-belain masukin gue sekolah lewat pintu belakang (nyogok) di salah satu SMP di kota gue.
Gue sempat sangat membenci ayah karena peristiwa ini. Namun, ibu sangat baik dalam memberikan pengertian kepada gue hingga akhirnya gue bisa menerima dan mulai bisa menerima keadaan ini. Gue sangat salut dengan pengorbanan ibu.
Saat memasuki SMP, gue tidak ingin membuat ibu bertambah sedih dengan nilai-nilai gue yang sudah sangat anjlok. Gue berniat berubah demi ibu, gue gak ingin melihat ibu menangis lagi. Gue ingin ibu bangga memiliki seorang anak seperti gue. Gue  mulai belajar dan tiada hari tanpa belajar. Ibu juga sangat mendukung gue dengan memberikan les-les privat dirumah. Gue ingin agar bisa memperoleh juara kelas. Atas usaha dan kerja keras gue serta atas perjuangan seorang ibu, gue memperoleh juara ketiga pada saat penerimaan rapor.
Sebelumnya gue tidak pernah mendapat perhatian dan kiriman uang dari ayah. Setelah kejadian ibu menceritakan gue dapat juara, ayah langsung pulang kerumah. Meskipun tidak menyatu kembali dengan ibu. Ayah hanya melihat keadaanku dan mulai memperhatikanku kembali. Gue salut dengan ketabahan dan pengorbanan ibu.
Bertahun-tahun kemudian, ibu ingin menikah kembali dengan seorang duda yang memiliki dua orang anak laki-laki. Ibu meminta persetujuan dari gue dan kakak. Kami mengizinkan dan akhirnya ibu menikah. Meski ayah tiri gue sangat baik, tapi gue gak bisa sehangat dulu. Gue masih dingin dan adem ayem aja.
Tapi satu yang pasti, gue bisa begini semua karena ibu. Ibu yang selalu menjadi inspirasi dalam hidup. Gue gak ingin ibu nangis lagi.
(KESIMPULAN WAWANCARA DENGAN SUBJEK PENELITIAN)

  • Ibu adalah pahlawanku.

  • Tak ada alasan untuk berhenti,
Jika ada maka cari alasan untuk bangkit lagi.

  • Ibu selalu terlihat tegar didepan anaknya
Namun sangat rapuh saat semua telah terlelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar